Koneksi Antar Materi - Modul 2.2 - Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran sosial dan emosional adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. 

Koneksi Antar Materi -  Modul 2.2 - Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan aplikasi nyata dari pemikiran KHD tentang pendidikan yang telah di pelajari pada modul 1.1 Program Guru Penggerak yakni Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara bahwa murid memiliki kodrat alam dan kodrat jaman.

Selain itu, pemikiran KHD bahwa pembelajaran harus berpihak pada murid karena murid memiliki yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya. Guru harus mampu mengemas pembelajaran dikelas maupun di luar kelas menjadi menyenangkan sehingga murid merasa bahagia dalam belajar.

Kharakteristik anak yang berbeda ini dipenuhi oleh pembelajaran berdiferensiasi melalui 3 aspek, yaitu kesiapan murid, minat belajar dan profil belajar murid. Peran guru ini selaras dengan peran guru di kelas sebagai pemimpin, dan innovator pembelajaran.

Pada Modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak di jelaskan bahwa setiap Guru penggerak memiliki peran sebagai pemimpin pembelajaran. Peran guru penggerak diharapkan mampu mewujudkan karakter profil pelajar pancasila melalui pembelajaran yang dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru dapat melakukan langkah- langkah sebagai berikut:

Merumuskan tujuan pembelajaran

Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid.

Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif

Melakukan penilaian yang berkelanjutan / on going assessment

Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses

Untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas guru dapat merancang perubahan melalui model manajemen BAGJA seperti pada modul 1.3. Model ini sesuai dengan filosofi dan visi guru penggerak yaitu yang berpihak pada murid. Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi merupakan sebuah wujud prakarsa perubahan yang dilakukan oleh seorang guru penggerak.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi perubahan yang di tuju adalah motivasi instrinsik siswa menjadi giat belajar. Dengan menumbuhkan instrinsik siswa maka kegiatan belajar di sekolah menjadi menyenangkan karena siswa belajar atas dasar kebutuhan diri pribadi siswa sehingga tercipta budaya positif.

Selain itu, guru dapat menerapkan diferensiasi konsep agar siswa menjadi siap untuk mengikuti pembelajaran. Guru terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid seperti kesiapan belajar murid (lambat-cepat, konkret -- abstrak, mandiri - bantuan, minat murid, profil belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan).

Tumbuhnya motivasi instrinsik siswa ini bersesuaian dengan modul 1.4 Program Guru Penggerak yaitu Budaya Positif. Siswa yang telah memiliki motivasi instrinsik akan berdampak jangka panjang, motivasi instrinsik tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.

Adapun tentang Pembelajaran Sosial Emosional berdasarkan kerangka CASEL yang bertujuan mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Selanjutnya tentang kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar dalam penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial Emosional (KSE). dan Empat indikator dalam implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan dan budaya sekolah, dan penguatan PSE Pembelajaran Sosial dan Emosional pendidik dan tenaga kependidikan (pendidik dan tenaga kependidikan) di sekolah.

Demikianlah koneksi antar materi pada modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Sumber: 

Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara
Modul 1.2 Nilai- nilai dan Peran Guru Penggerak
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Modul 1.4 Budaya Positif
Modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

BLOG'E WASITO
BLOG'E WASITO Hanya seorang "Pembelajar"

No comments for "Koneksi Antar Materi - Modul 2.2 - Pembelajaran Sosial dan Emosional"