Cara mudah memahami IP Address dan menghitung Subnetting

Pengertian Subnetting IP Addres Versi 4
Subnetting adalah teknik memecah jaringan (network) berbasis TCP/IP menjadi beberapa sub-jaringan (sub network) jaringan yang lebih kecil, atau biasa disebut “subnet”. Subnetting digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan komputer (system Administrator, Network Administrator, maupun pengguna biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk setiap jaringan dan gedung sesuai dengan kebutuhan.   
Subnetting mempunyai dua konsep, yaitu CIDR (Classless Inter Domain Routing) dan VLSM (Variable Length Subnet Mask) Proses subnetting menggunakan CIDR cenderung lebih mudah jika dibanding VLSM oleh karena itu metode CIDR ini yang paling sering digunakan oleh para Network Administrator maupun pengelola jaringan komputer.
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
CIDR merupakan sebuah konsep pembagian network  dalam pengalamatan dan pengalokasian  IP Address yang dilakukan dengan pengkelasan IP Address yang ada. Metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Jika menggunakan metode CIDR maka kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas ke sub network sesuka kita,  tergantung dari kebutuhan kita.
VLSM  (Variable Length Subnet Mask)

VLSM adalah merupakan sebuah konsep/ metode dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, tetapi  jika menggunakan CIDR  maka suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. Perbedaan yang mendasar antara CIDR dan VLSM adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya adalah sama, yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dengan cara melakukan pemecahan Network ID. Biasanya Network Address yang  diberikan oleh lembaga IANA kepada instansi pemerintah maupun perusahaan swasta, institusi pendidikan baik perguruan tinggi maupun sekolah jumlahnya sangat terbatas, hanya memilik Network ID tidak lebih dari 4 – 8 Network ID (IP Public).

Ada beberapa keuntungan menggunakan Subneting dalam sebuah jaringan komputer, diantaraya adalah:

  1. Mempermudah pengelolaan
  2. Untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat disatu network besar, tetapi terbagi ke beberapa ruas-ruas (sub network).

Dalam contoh subnetting kali ini menggunakan konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Konsep ini menggunakan simbol ( / ) slash,  seperti /25 sampai /30 untuk kelas C.

Dalam perhitungan subnetting selalu berkisar di 4 masalah, yaitu:

  • Jumlah Subnet
  • Jumlah Host per Subnet
  • Blok Subnet
  • Alamat Host dan Broadcast

Penulisan IP Address 192.168.10.1/29 akan memiliki subnet mask 255.255.255.248, Lo kok bisa?
Ya, karena /29 diambil dari penghitungan bahwa 29 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.11111000 (255.255.255.248)

Dengan demikian, Address 192.168.10.1/29 hanya bisa digunakan dalam jaringan yang memiliki IP Address dari 192.168.10.1 – 192.168.10.6 dengan kata lain bahwa jaringan ini hanya memiliki 6 host saja.  Jika ada host yang memiliki IP Address 192.168.10.10/29 maka tidak akan terhubung dengan host yang memiliki IP Address dari 192.168.10.1 – 192.168.10.6 karena memiliki alamat network yang berbeda. Baca : Implementasi Subnetting pada Jaringan LAN menggunakan Packet Tracer

Subnet Mask yang digunakan untuk Subnetting

langkah mudah memahami subneting

Contoh:
Subnetting IP Address kelas C
Network Address 192.160.10.0/26
Analisa
192.168.10.0 (Kelas C)
/26 berarti:
11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Pertanyaan:

  • Jumlah Subnet
  • Jumlah Host per Subnet
  • Blok Subnet
  • Alamat Host dan Broadcast
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A)
Jadi jumlah subnet adalah 2^2  =  4 subnet

Jumlah Host per subnet =  2^y -2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 -2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 = 64 (nilai terakhir subnet mask) = 64. Subnet mask berikutnya adalah 64 + 64 = 128 dan 128 + 64 = 192 (kelipatan 64)
Jadi Subnetnya adalah 0, 64, 128, 192

Alamat Host dan Broadcast yang valid adalah:
Subnet
192.168.10.0
192.168.10.64
192.168.10.128
192.168.10.192
Host Pertama
192.168.10.1
192.168.10.65
192.168.10.129
192.168.10.193
Host Terakhir
192.168.10.62
192.168.10.126
192.168.10.190
192.168.10.254
Broadcast
192.168.10.63
192.168.10.127
192.168.10.191
192.168.10.255


Analisa
172.16.0.0 → Class B
/18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000
 255.255.192.0 → subnet mask
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^ X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^ 2 = 4 subnet
         
Jumlah Host per Subnet = 2^ y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
2^ 1 4 - 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 - 192=64 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192

Alamat host dan broadcast yang valid

Subnet
17.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.0
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16.255.255
 
Subnetting IP Address class A
Kelas A, berarti subnetting menggunakan oktet 2, 3 dan 4.
Semua subnet mask dengan CIDR → /8 sampai /30

Contoh :
NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16

Analisa
10.0.0.0 → Class A
/16 berarti :
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0 → subnet mask

Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^ X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^ 8 = 256 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^ y- 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^ 1 6 - 2 = 65534 host

Blok Subnet = 256 - 255=1 , (nilai oktet terakhir subnet mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst

Alamat Host dan Broadcas yang valid adalah
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.2.0.0
...
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.2.0.1
...
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.2.255.254
...
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.2.255.255
...
10.255.255.255

Perhitungan Biner ke Desimal

 subneting

Contoh:
Desimal 160 di ubah menjadi biner : 128 +32 =160


subnetting

Demikian Cara mudah memahami IP Address dan Subnetting. Untuk dapat lebih memahami subnetting dan konversi biner ke desimal silahkan baca Menghitung Subnetting itu mudah.
 

TUGAS MANDIRI

Berikan IP address pada topologi jaringan di bawah ini
 
Cara mudah memahami IP Address dan menghitung Subnetting
 
Selamat belajar......
BLOG'E WASITO
BLOG'E WASITO Hanya seorang "Pembelajar"

No comments for "Cara mudah memahami IP Address dan menghitung Subnetting"