Cara mudah memahami IP Address dan menghitung Subnetting
Pengertian Subnetting IP Addres Versi 4
Alamat host dan broadcast yang valid
Contoh :
Analisa
Perhitungan :
Jumlah Host per Subnet = 2^ y- 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
Blok Subnet = 256 - 255=1 , (nilai oktet terakhir subnet mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst
Alamat
Host dan Broadcas yang valid adalah
Subnetting adalah teknik
memecah jaringan (network) berbasis TCP/IP menjadi beberapa sub-jaringan (sub
network) jaringan yang lebih kecil, atau biasa disebut “subnet”. Subnetting
digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan komputer (system Administrator,
Network Administrator, maupun pengguna biasa) dalam mengelola jaringan,
melakukan alokasi IP Address untuk setiap jaringan dan gedung sesuai dengan
kebutuhan.
Subnetting mempunyai dua
konsep, yaitu CIDR (Classless
Inter Domain Routing) dan VLSM (Variable Length Subnet Mask) Proses subnetting menggunakan CIDR
cenderung lebih mudah jika dibanding VLSM oleh karena itu metode CIDR ini yang
paling sering digunakan oleh para Network Administrator maupun pengelola
jaringan komputer.
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
CIDR merupakan sebuah konsep
pembagian network dalam pengalamatan dan
pengalokasian IP Address yang dilakukan dengan
pengkelasan IP Address yang ada. Metode ini menggunakan notasi prefix
dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix
ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID,
metode dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address
sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Jika menggunakan metode CIDR maka kita
dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas ke sub network sesuka
kita, tergantung dari kebutuhan kita.
VLSM (Variable
Length Subnet Mask)
VLSM
adalah merupakan sebuah konsep/ metode dengan memberikan suatu Network Address
lebih dari satu subnet mask, tetapi jika
menggunakan CIDR maka suatu Network ID
hanya memiliki satu subnet mask saja. Perbedaan yang mendasar antara CIDR dan
VLSM adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau
dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya
adalah sama, yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dengan cara melakukan
pemecahan Network ID. Biasanya Network Address yang diberikan oleh lembaga IANA kepada instansi
pemerintah maupun perusahaan swasta, institusi pendidikan baik perguruan tinggi
maupun sekolah jumlahnya sangat terbatas, hanya memilik Network ID tidak lebih
dari 4 – 8 Network ID (IP Public).
Ada beberapa keuntungan
menggunakan Subneting dalam sebuah jaringan komputer, diantaraya adalah:
- Mempermudah pengelolaan
- Untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat disatu network besar, tetapi terbagi ke beberapa ruas-ruas (sub network).
Dalam contoh subnetting kali ini
menggunakan konsep CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Konsep ini menggunakan simbol ( / ) slash, seperti /25 sampai /30 untuk kelas C.
Dalam perhitungan subnetting
selalu berkisar di 4 masalah, yaitu:
- Jumlah Subnet
- Jumlah Host per Subnet
- Blok Subnet
- Alamat Host dan Broadcast
Penulisan IP Address 192.168.10.1/29 akan memiliki subnet
mask 255.255.255.248, Lo kok bisa?
Ya, karena /29 diambil dari
penghitungan bahwa 29 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan
kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.11111000 (255.255.255.248)
Dengan demikian, Address 192.168.10.1/29 hanya bisa
digunakan dalam jaringan yang memiliki IP Address dari 192.168.10.1 – 192.168.10.6
dengan kata lain bahwa jaringan ini hanya memiliki 6 host saja. Jika ada host yang memiliki IP Address
192.168.10.10/29 maka tidak akan terhubung dengan host yang memiliki IP Address
dari 192.168.10.1 – 192.168.10.6 karena memiliki alamat network yang berbeda. Baca : Implementasi Subnetting pada Jaringan LAN menggunakan Packet Tracer
Subnet Mask yang digunakan untuk Subnetting
Contoh:
Subnetting IP Address kelas C
Network Address 192.160.10.0/26
Analisa
192.168.10.0 (Kelas C)
/26 berarti:
11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Pertanyaan:
- Jumlah Subnet
- Jumlah Host per Subnet
- Blok Subnet
- Alamat Host dan Broadcast
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A)
Jadi jumlah subnet adalah 2^2
= 4 subnet
Jumlah Host per subnet = 2^y -2, dimana y adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah
host per subnet adalah 2^6 -2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 =
64 (nilai terakhir subnet mask) = 64. Subnet mask berikutnya adalah 64 + 64 =
128 dan 128 + 64 = 192 (kelipatan 64)
Jadi Subnetnya adalah 0,
64, 128, 192
Alamat Host dan Broadcast yang
valid adalah:
Subnet
|
192.168.10.0
|
192.168.10.64
|
192.168.10.128
|
192.168.10.192
|
Host Pertama
|
192.168.10.1
|
192.168.10.65
|
192.168.10.129
|
192.168.10.193
|
Host Terakhir
|
192.168.10.62
|
192.168.10.126
|
192.168.10.190
|
192.168.10.254
|
Broadcast
|
192.168.10.63
|
192.168.10.127
|
192.168.10.191
|
192.168.10.255
|
Analisa
172.16.0.0 → Class B
/18 berarti :
11111111.11111111.11000000.00000000
255.255.192.0 → subnet mask
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^ X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 2^ 2 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2^ y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host
per subnet adalah
2^ 1 4 - 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 -
192=64 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192
Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
|
17.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.0
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16.255.255
|
Subnetting IP Address class A
Kelas A, berarti subnetting menggunakan
oktet 2, 3 dan 4.
Semua subnet mask dengan CIDR → /8 sampai
/30
Contoh :
NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16
Analisa
10.0.0.0 → Class A
/16 berarti :
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0 → subnet mask
Perhitungan :
Jumlah subnet = 2^ X ,dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 2^ 8 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2^ y- 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host
per subnet adalah 2^ 1 6 - 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 - 255=1 , (nilai oktet terakhir subnet mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
10.2.0.0
|
...
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
10.2.0.1
|
...
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
10.2.255.254
|
...
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
10.2.255.255
|
...
|
10.255.255.255
|
Perhitungan Biner ke Desimal
Contoh:
Desimal 160 di ubah menjadi biner : 128 +32
=160
Demikian
Cara mudah memahami IP Address dan Subnetting. Untuk dapat lebih memahami subnetting dan konversi biner ke desimal silahkan baca Menghitung Subnetting itu mudah.
TUGAS MANDIRI
Berikan IP address pada topologi jaringan di bawah ini
Selamat belajar......
No comments for "Cara mudah memahami IP Address dan menghitung Subnetting"
Post a Comment